Archive for the ‘Heaven in Java’ Category

imagesMuncar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Kelurahan/desa yang terdapat di kecamatan ini adalah:

  1. Blambangan
  2. Kedungrejo
  3. Kedungringin
  4. Kumendung
  5. Sumberberas
  6. Sumbersewu
  7. Tambakrejo
  8. Tapanrejo
  9. Tembokrejo
  10. Wringin Putih

IkanTongkolMuncar merupakan penghasil ikan terbesar kedua di Indonesia setelah Bagan Si Api Api. Berbagai ikan yang di hasilkan di daerah ini. Muncar juga merupakan pusat industri sarden atau ikan kaleng. Di Indonesia, pasaran ikan kaleng pelagis (ikan permukaan laut) didominasi ikan sarden (sardines) dan makarel (mackerel). Khusus produk ikan sarden kalengan domestik, bahan bakunya bisa dipastikan ikan lemuru (Sardinella lemuru). Ikan ini banyak terdapat di Selat Bali, wilayah perairan antara Banyuwangi (Jawa Timur) dan Bali. Dalam versi Inggris, ikan ini disebut bali sardinella. Sementara, yang terkenal sebagai ikan sarden sebetulnya sarden jepang (Sardinella melanostica).Karena nama lemuru kurang memiliki nilai jual, maka yang dicantumkan di dalam kaleng hanya nama depannya. Jadilah si lemuru dijual sebagai sarden atawa sardencis. Mirip kebiasaan artis yang suka memakai nama beken ketimbang nama aslinya. Dengan kata lain, saat “memasak” sarden, tak perlu mencari-cari nama lemuru di kalengnya. Dijamin tidak akan ditemukan. Dari segi nutrisi pun ikan lemuru tidak kalah bergizi dibandingkan dengan sarden jepang. Bedanya cuma perkara tempat hidup.

Indonesia sebetulnya punya beberapa jenis sarden. Sebut saja Sardinella longiceps, Sardinella sirm, Sardinella leigaster, dan Sardinella clupeoides. Nama-nama ini merupakan produk tangkapan yang berasal dari Pulau Seribu, Pekalongan, Tegal, dan Pelabuhan Ratu. Hanya saja populasinya relatif kecil sehingga kalah ngetop dengan lemuru selat Bali.

Di kalangan penjual ikan segar, lemuru tergolong ikan yang tidak disukai karena gampang busuk. Dulu, ketika industri pengalengan ikan belum berkembang, nasib lemuru tidak berbeda dengan jenis ikan lain yang biasa dijual di pasar tradisional.

Culture of Muncar

Muncar Sea Offering Ceremony (English Version)

banyuwangi petik laut 03The Muncar Sea Offering Ceremony has existed since the development of Luhpang-pang became the central cathhing fish activities. The Ceremony was done based on the “Pranatamangsa”, but, then it’s always done every Suro month (the calender of java). Muncar Sea Offering is a sacral activity. in this ceremony, the miniature of fisherman’s ship with full of sesaji which comprises of the head of goat, various cakes, friuts,gold fishing hook, opium and two alive cocks are drifted into the sea.
In the night preparing the sesaji in the ship miniatur the poeple stay awake all night. some of them read the holy Qur’an. In the morning before the ship miniatur is drifted in to the sea it is brought around the village, which is called “Ider Bumi”
The ship miniatur, then is brought into parade in the sea followed by hundreds of the decorated fiherman’s ship and drifted. After that, the poeple visit the tomp of Sayid yusuf, the firs man who opened Muncar area, at sembulungan. Gandrung dance is performed here.
Finally,the poeple finish their activities and back to the beach. the poeple are bathed with sea water. it’s symbolized the blessing of Syang Hyang Iwak, a Sea goddess to them.

Petik Laut Muncar (Indonesian Version)

Petik laut Muncar sudah ada sejak Lihpanggang berkembang menjadi pusat kegiatan penangkapan ikan. Pada mulanya upacara dilaksanakan berdasarkan pranatamangsa, kemudian dilaksanakan setiap bulan Sura. Upacara ini bernilai sakral dengan acara puncaknya adalah melarung perahu kecil yang berisi sesaji yang terdiri dari kepala kambing, berbagai macam kue, buah- buahan, pancing emas, candu dan dua ekor ayam jantan yang masih hidup.
Pada malam harinya, di tempat perahu untuk sesaji dipersiapkan dilakukan tirakatan. Di beberapa surau atau rumah diadakan pengajian atau semaan sebelum perahu dilarung, perahu sesaji tersebut diarak diperkampungan, dan kegiatan ini disebut dengan idher bumi.
Selanjutnya perahu tersebut dilarung diiringi oleh ratusan perahu nelayan yang dihiasi dengan umbul-umbul. Perjalanan diteruskan ke Sembulungan, ke makan Sayid yusuf, orang pertama yang membuka daerah tersebut. Disinilah biasanya tari gandrung di pentaskan. Sepulang dari sembulungan perahu nelayan yang akan mendarat di guyur dengan air laut yang di gambarkan sebagai guyuran Shang Hyang Iwak, sebagai Dewi laut.

muncar1

Sekian dulu ulasan saya mengenai bagian lain dari Banyuwangi bumi blambangan, yang memiliki sumber alam istimewa namun kurang optimal dalam mengolahnya. Semoga, generasi penerus mampu mengubahnya menjadi kota pariwisata dan agro terbesar di Indonesia.

ok laros, mage onok waktu, jenggirat tangi, kembangkan blambangan lare’..

gandrung3Banyuwangi, suatu daerah yang sangat istimewa namun hanya segelintir mata yang mengetahui. Keindahan alamnya begitu mempesona, memiliki banyak pantai dengan keindahan laksana surga, tempat para satwa bernaung, berlindung dari keserakahan umat manusia, memiliki gelombang yang tertinggi di dunia setelah hawaii, memiliki budaya yang merupakan perpaduan antara Bali dan Banten, ditempati oleh ragam etnis, melayu, bugis, madura, jawa, arab, dan juga penduduk pribumi “using”. Wilayah yang sangat unik, wilayah yang pernah menjadi kontroversi ketika semasa Majapahit, dimana bhre Wirabumi, yang notabene adalah keturunan Majapahit, konon tinggal dan membesarkan Banyuwangi, yang waktu itu berjuluk Blambangan. Konon, menurut cerita para sesepuh, dia tinggal di Blambangan lantaran menjadi korban politik perebutan kekuasaan di Majapahit, bahkan hingga dia tinggal di Blambangan sekalipun, masih menjadi korban politik waktu itu, dia lebih dikenal sebagai Menak Jinggo, yang dikenal sebagai tokoh raksasa, berwajah menakutkan, dan suka berlaku sewenang wenang.
Itulah sejarah, yang bisa diputar balikkan faktanya.

Dan itulah sekilas tentang Banyuwangi, tentunya tak ingin satupun yang ingin kehilangan keindahan tempat ini. Tempat sebagai penghasil ikan terbesar Indonesia setelah bagan si api api.
Dan akhirnya, sekarang muncul, sebuah ancaman akan keindahan Banyuwangi. Setelah muncul adanya hasil penelitian, di wilayah pancer, pesanggaran, tepatnya di gunung tumpang pitu, terdapat sumber emas. Inilah yang menjadi dilema Banyuwangi, apakah ini bisa dikatakan rezeki atau sebaliknya, sebuah bencana. Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana lembah baliem papua, luluh lantah, hasil exploitasi emas dan tembaga, dimana tanah air ini benar – benar dirugikan karenanya. Akankah, lembah baliem kedua terjadi di tumpang pitu Banyuwangi. Saya sungguh berharap, kepedulian semuanya terhadap kasus ini. Jangan sampai, sumber alam yang seharusnya membawa negeri ini ke kondisi lebih baik, malah dirugikan. Jangan sampai kita makan ubi di tengah pesta pora para exploiter.
grajagan-banyuwangi Lihatlah mereka, akankah asa yang telah mereka retas, akan sirna lantaran berkah emas ini, atau justru dengan emas ini membawa mereka mengulang kejayaan Majapahit waktu dulu. Kita yang akan menjawabnya.
Demikian, ulasan saya, para LAROS, jangan sampai kita dibodohi di tanah air sendiri, jangan sampai kita menderita di kampung mama. JENGGIRAT TANGI LARE’ !!!

“Ayoo, cepet.. keburu telat nih.. udah jam 6 pagi,, “, aku berkata dalam hatiku kepada si sopir kendaraan. Maklum, waktu itu aku masih kelas 2 smp, nah malemnya abis nonton wayang kulit yang didalangi ki mantheb sudarsono. Tau nonton dimana? ditengah alas purwo, daerah yang dikenal angker. Hampir setiap satu syuro, ki mantheb selalu mengadakan pagelaran disana, dan diselenggarakan dengan gratis tis tis…

Btw, ngomong ngomong soal alas purwo, masyarakat di sekitarku, mengenal daerah itu adalah daerah mistis, daerah yang angker, konon menurut ki badranaya, tetanggaku yang udah sepuh, ada gunung yang hanya tampak oleh orang orang tertentu, dan gunung itu di lingkari oleh ular berkepala manusia mengenakan mahkota. Dan juga menurutnya, ada salah satu pangeran kerajaan mataram yogya, yang berdiam disitu,,,

well, itulah bagian2 mistis dari alas purwo. Namun setelah beberapa tahun tidak kesana, akhirnya kesana juga pas kelas 1 sma. Dan akan saya ulas, ternyata alas purwo merupakan tempat yang sangat indah. Berikut ulasannya

Alas Purwo National Park

ngagelanWild life reserve at the Blambangan Peninsula is also known as “Alas Purwo”. Alas means forest or jungle and purwo is the beginning of everything. The width of Alas Purwo is 42 hectares square which is completed by many kind of wild animals, especially the species of banteng (Bos javanicus), deer, pics, andpeacocks. There are many caves in the forest which are blanketed by many kinds of plantations.

The visitors can meet many Javanese Bull here, especially in the dry season where many bulls are wandering outside the park to get into water sources. Some other endangered animals are also pretected here, they are: Cuon alpinus, Muntiacus muntjak, Cervus timorensis, Presbytis cristata, Pavo muticus, Gallus sp., Olive ridely turtle, Dermochelys coriacea, Eretmochelys imbricata and Chelonia mydas.

Beside its fauna, Alas Purwo also protectect some endangered flora, such as; Terminalia catappa, Calophyllum inophyllum, Sterculia foetida, Baringtonia asiatica and Manikara kauki.

Wanna see much detail about Alas Purwo collections? Like to have adventurous travel?
Visit Alas Purwo National Park in Banyuwangi.

Paparan pemda

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa.

Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.

Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September.

Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia diantaranya cekakak suci (Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).

Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Sebutan G-land dapat diartikan, karena letak olahraga selancar air tersebut berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G. Ataupun letak Plengkung berada tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis yang terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung termasuk empat lokasi terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika Selatan.

Menyelusuri pantai pasir putih dari Trianggulasi ke Plengkung akan menemukan daerah pasir gotri. Pasir tersebut bewarna kuning, berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 2,5 mm.

Anak Lutung (Trachypithecus auratus)

Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.

Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari.

Taman nasional ini memiliki ragam obyek dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild animal, sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama lain.

banteng-alas-purwo

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Sadengan.
Terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk Pasaranyar, merupakan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung.
Trianggulasi. Terletak 13 km dari pintu masuk Pasaranyar berupa pantai pasir putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah.
Pantai Ngagelan. Terletak 7 km dari Trianggulasi untuk melihat beberapa jenis penyu mendarat untuk bertelur di pantai dan aktivitas penangkaran penyu.
Plengkung. Melihat perselancar profesional tingkat dunia yang sedang melakukan atraksi dan wisata penelusuran hutan.
Bedul Segoro Anak. Bersampan, berenang, ski air di danau dan pengamatan burung migran dari Australia.
Goa. Terdapat 40 buah tempat yang dapat disebut sebagai goa alam dan buatan antara lain Goa Jepang untuk melihat peninggalan dua buah meriam sepanjang 6 meter, Goa Istana, Goa Padepokan dan goa lainnya untuk wisata budaya dan wisata goa.

plengkung wave

Just take a look wonderful beach. This is plengkung beach, the second highest wave in the world after hawaii. Wanna surf? here you go…

Demikianlah keindahan alas purwo, tempat yang sangat indah, komplit, antara gunung, pantai, savana, hutan liar, goa, tempat2 mistis, semua ada disini.

Oke, guys, mari lestarikan negeri ini, mari kita pelihara, mari kita jaga, dan mari kita optimalkan semua potensi negeri ini. For laros, jenggirat tangi...